Oleh : @rohmantik
Menunggu; pelaminan jarak dan waktu
manik-manik cemaramu kelap-kelip
akankah hidup sebenderang cahaya jiwa
menyinari bunga-bunga
Di sini, menunggu takwil mimpi yang datang
Embun, atau kabut perkampungan kembali
Terasa, sepi; bagaikan kupu-kupu yang meliuk
Layaknya suratmu yang setia kubaca ulang
dalam gelisah kota
Menunggu; kelahiran kuncup begitu sunyi
tapi denting subangmu kian nyata menjelma
Jarak dan impian merahasiakan kenyataan
Garis tangan pun memintal jalan kehidupan
Dan puisi, akhirnya tercipta dari tumpukan
kata yang gumpal-menggumpal
disimpul jalinan hikayat sukma
@rohmantik